Minggu, 15 November 2015



PEJUANG HIDUPKU
Hembusan angin yang begitu menggoncang
Terasa menusuk hingga ke jemari-jemari tulang itu
nampak malam yang semakin begitu kelam
Seakan menenggelamkan sesosok bayang dalam sorot kecil dari sebuah gubuk itu.

Dalam kelarutan malam yang sunyi itu
Terdengar suara asing, yang berbisik dalam tidurmu
Bagaimana caraku menjumpaimu?
Sedang engkau terlihat gelap,
gelap dan semakin gelap.

Selalu kau cari terang atas namaku
Kau berjuang atas dasar aku
Kaw menjunjung atas tinggiku
Kaw berkeringat dalam dinginmu
Namun itu, itu dan semua itu
Demi kehangatanku.

Lalu dimana aku?
Apakah aku ada bersamamu?
Ya, aku ada dalam kecerahan anganmu
Hanya satu mimpi di atas sekian mimpi itu
Suatu saat, cahyaku dapat melenyapkan kegelapanmu
Suatu saat, kan ku tunjukkan baktiku atas kerja kerasmu.

Atas keteguhan hatimu
Bahwa aku,
Aku  adalah bagian dari tubuhmu
Terimakasih ayahku, untuk semua perjuanganmu terhadapku.



MENCARI  HATI
Hujan semakin deras
Awan pun semakin gelap
Keindahan alaampun semakin tak terlihat
Gambaran dunia ini seakaan sedang menggambarkan isi dalam relungku.

Hati yang semula ciut kini semakin menciut
Apa yang salah dalam diriku
Hingga tak satupun dia, baik untukku
Dan tak satupun diantara dia ,membaikkan kebaikanku
Hanya karna sisi yang belum terlihat.

Mereka bilang,
Hatilah yang akan bertindak atas hati
Namun mengapa tak bertindak atas kendali hati
Seakan-akan hanya ingin menghakimi atas kelemahan ini
Hanya karna aku belum mampu
Mereka melenyapkanku.

Bukankah garis dari kehidupan itu ada
Ia, itu pasti bagi mereka yang luas, mereka yang teguh
Merekalah yang dapat memandang kearahku
Mereka yang berbeda diantaranya
Hingga keadilan itu memang ada.

Namun tidak sekarang untukku
Mungkin esok, Esok ketika kesiapan hati telah mantap.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar